Senin, 29 Desember 2014

He Isn't...

Gadis berambut panjang lurus berwarna hitam dan berkulit kulit putih itu terus menatap monitor di depannya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangan ke sekitarnya. Ia masih fokus mencari data-data dari Google tentang siapa sosok ayahnya selama ini. Data yang ia cari tersebut bukanlah data-data tentang ayah kandungnya, tetapi ayah angkatnya. Seorang lelaki yang telah berusia sekitar enam puluh lima tahun, namun masih sangat sehat dan terlihat bugar untuk menjadi seorang direktur di sebuah perusahaan yang kerap dirahasiakan dari dirinya. Gadis itu sudah tak memiliki Ayah lagi, ah bukannya tak memiliki hanya saja ayahnya sudah meninggalkannya sejak tujuh belas tahun lalu, tepatnya saat ia berusia satu tahun. Menurut cerita sang Ayah angkat, ayah kandung gadis ini meninggalkannya tepat di hari ulang tahunnya, di pagi hari yang gelap gulita, begitulah kata sang Ayah angkat. Namun entah mengapa hati si gadis kerap merasa ada yang mengganjal jika mengingat cerita sang Ayah angkat, ia merasa bahwa Ayah angkatnya sedang menyembunyikan sesuatu dari dirinya, walaupun kerap merasa seperti itu, si Gadis tak pernah berani mengungkapkan hal tersebut karena takut dikurung dalam kamar dan tak diberi makan berhari-hari, seperti yang pernah terjadi saat ia duduk dibangku kelas dua SMP dulu. 

Mulai sejak itu ia berhenti bertanya-tanya dan mencari tahu tentang siapa sosok ayah kandungnya.  Ia pun tak dapat bertanya kepada siapapun lagi selain sang Ayah angkat, karena satu-satunya sanak keluarga yang ia miliki di Forks City Amerika Serikat ini hanyalah sang Ayah, ia tak tahu dimana keberadaan Ibu kandungnya, sang Ayah tak pernah menjawab jika ditanya tentang hal itu. Selain itu sang Ayah angkat juga tak memiliki sanak saudara, bahkan di dalam data siswa yang dimiliki oleh pihak sekolah si Gadis, sang Ayah tidak mencantumkan nama Ibu, yang tertulis di raport hanya nama sang Ayah angkat, Grego Florensius Determine yang tertulis sebagai Wirausaha. 

Walaupun begitu ia tak hanya tinggal berdua dengan sang Ayah angkat dirumahnya, tetapi juga tinggal bersama dua puluh orang pengawal, tujuh orang pembantu, dua ekor anjing penjaga dan seekor anjing berjenis cuddle yang merupakan peliharaannya sejak tiga tahun lalu . Para pengawal tersebut bertugas menjaga rumah, dan mengawal ayahnya jika pergi keluar rumah ataupun keluar kota. Sedangkan para pembantu tadi bertugas layaknya pembantu yang membereskan dan membersihkan rumah, tetapi ada dua orang pembantu yang bertugas sebagai penjaga si gadis tersebut kemanapun ia pergi. Hal itulah yang selalu membuatnya merasa aneh dan curiga terhadap Ayah Angkatnya, mengapa sang Ayah harus dikawal kemanapun ia pergi? dan mengapa pula ia juga harus ditemani para pembantu itu, bahkan ketika ia tidur sekalipun? Apakah ayahnya benar-benar seorang wirausaha seperti yang tertulis di dalam data siswa raport miliknya?

Setelah hampir lima tahun membiarkan semua perasaan gundahnya selama ini, ia pun sekarang sedang diam-diam mencari tahu siapa sebenarnya sosok ayah kandungnya dan siapa ayah angkatnya. Ia tak berani melakukan hal ini di rumah karena takut ketahuan oleh sang Ayah maupun oleh pengawalnya, maka ia pun menggunakan perpustakaan kampusnya untuk mencari data-data tersebut. Satu-satunya tempat teraman, karena tidak dapat dijangkau oleh dua orang pengawal wanitanya. Hal ini disebabkan karena, orang-orang yang diizinkan masuk ke perpustakaan tersebut hanyalah siswa dari University of Washington Faculty of Technology Information.