Kamis, 24 Januari 2013

Pengalaman Mengganti Template

-->
          Template? Tau template nda? Template tuh kepanjangan dari Tempat Piring (Plate) wkwkwk bukan bah. Template tuh semacam pilihan buat ngedit tampilan blog? Tau blog nda? Ndak tau ke? Blog tuh yee… eh cari di gugel yak. Tulis “BLOG” pasti kau langsung dapat ape arti blog tuh.
          Nah sekarang balik ke pembicaraan awal. TEMPLATE. Template itu semacam tempat atau pilihan di dalam blog buat mengatur tampilan blog, tapi secara keseluruhan, mulai dari tata letak, warna judul blog, posting dan seluruhnya di atur dengan yang namenye TEMPLATE.
          Nah, kalo gak suka semuanya diaturin sama template, ada cara lain kok. Nah liat dibawah template itu ada Latar Belakang, sesuaikan lebar, tata letak dan tingkat lanjut. Nah coba klik aja tuh. Dan rasakan sensasinya. hahah

Kamis, 17 Januari 2013

Caffeine

You bad to me

So bad to me

Oh boy you like a caffeine

Langkah kaki masih bederap tegap

Seorang manusia masih hilir mudik

Mencari secercah harapan kehidupan

Walau tetes demi tetes darah mulai berjatuhan

Dan hilang ditelan tanah

Namun dia masih bersikeras bertahan hidup

Walau dunia telah menghujamnya

Walau dunia telah menolaknya

Walau dunia telah membunuhnya

Namun dia masih bersikeras

Meminta Tuhan agar tetap memberikannya hembusan nafas

Walau darahnya akan segera habis

Dia masih mengingat sebuah kata

"Caffeine>

Yang pernah terucap dari bibir seorang wanita yang masih ia cintai

Ia masih mengingat jelas gerakan bibir wanita tersebut

Dan dia masih terbayang raut wajah wanita itu

Ia masih ingin mendengar sebuah kalimat itu lagi

"You bad to me"

"So bad to me"

"Oh boy you like a CAFFEINE"

 

Jumat, 11 Januari 2013

LATENESS part 1


“Baiklah kami akan mengumumkan perusahaan yang berhak menangani proyek ini, tetapi sebelumnya kami ingin menunjukkan sebuah video kepada anda, yang terjadi di sebuah kafe 3hari yang lalu.!” Seru sang moderator

                Lampu di ballroom hotel sedikit diredupkan untuk memperjelas cahaya di layar putih tersebut. Di video tersebut ada 2orang pria yang sedang duduk di dalam kafe, mereka sedikit berbicara dan tak lama kemudian salah satu diantara mereka mengeluarkan sebuah amplop dari dalam tasnya yang diyakini berisi uang, seorang lainnya agak sedikit menolak, namun karena sepertinya terjadi paksaan akhirnya orang itupun menerima uangnya.

                Sontak seluruh mata menatap kaget dan sinis ke seorang pria yang duduk di meja tengah ballroom, seorang pria yang cukup tampan, dengan postur badan yang tegap tinggi dan berkulit eksotis. Pria tersebut hanya bisa tertunduk dan berbicara di dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya. “Sial!” gumamnya kesal.

“Walaupun kita tidak bisa mendengarkan apa yang mereka bicarakan, namun gambar yang berdurasi 55 detik tersebut mampu memperjelas kita semua bahwa telah terjadi suap-menyuap untuk memenangkan proyek tersebut. Oleh sebab itu kami selaku Pusat Perusahaan dan Ketua Proyek kali ini mendiskluafikasi Zgroup dan memberikan hukuman bersyarat untuk Zgroup. Dimana Zgroup dilarang mengikuti perebutan hak penanganan proyek di tahun ini khususnya yang nilainya miliyaran dan hanya boleh mengambil proyek dibawah 500juta. Namun sanksi ini dapat berakhir, jika kurang dari 1tahun Zgroup mampu mengambil proyek dengan nilai dibawah 500juta sebanyak 5proyek dan memiliki prestasi kepegawaian dan kepimpinan yang melonjak naik juga kurang dari kurun waktu 1tahun. Lalu kami juga akan mengembalikan uang cash senilai 500juta yang diberikan Zgroup pada karyawan kami. Selain memberikan sanksi kepada Zgroup, kami juga memberikan sanksi kepada karyawan kami yaitu diskors dari pekerjaan selama 6bulan dan 2bulan bekerja tanpa gaji serta pengurangan tunjangan sebesar 30% selama 6bulan berikutnya.” Jelas pembawa acara tersebut, yang membuat Zean Frendrich selaku pemimpin Zgroup dan orang yang ada di dalam video tersebut kesal tak karuan. Ingin rasanya Zean segera pergi dari ballroom hotel tersebut. Namun itu hanya akan memperburuk imagenya di depan semua direksi dan direktur perusahaan lain.

                Zean terus mengepalkan tangannya dan mengehembuskan nafasnya tak beraturan “Baiklah kami akan mengumumkan perusahaan yang berhak menangani proyek renovasi Istana Bogor senilai 75m. Perusahaan yang berhak menangani proyek renovasi Istana Bogor adalah perusahaan Biru Jaya Group selaku ketua dan perusahaan Mentari Abadi Group dengan Taesan Group selaku perusahaan pembantu. Demikianlah acara kita hariini. Semoga Biru Jaya Group dapat mengerjakan proyek ini dengan maksimal dan mampu bekerja sama dengan baik bersama Mentari Abadi Group dan Taesan Group.” Pembawa acara tersebut menutup acara diiring tepuk tangan dari semua orang yang ada di ballroom tersebut kecuali Zean. Melihat wajah Zean yang merah padam, Rasti sekertarisnya segera menepuk pundaknya tanda untuk menenangkan dirinya. Zean segera berdiri dan pergi keluar dari ballroom tersebut meninggalkan Rasti.

“Idemu berjalan sangat lancar sobat” bisik Dimas Garindra sang direktur Biru Jaya Group pelan tepat di telinga Cecile yang tak lain tangan kanannya dan sekertarisnya.  Cecile lalu tersenyum berat. Para direksi dan direktur perusahaan yang hadir saat itu segera menghampiri Dimas dan Cecile, menyalami mereka dan mengucapkan selamat. Zean melewati mereka dengan tatapan tajam tanpa berkata sedikitpun !

“Brak !!” Zean memukul meja kerjanya, membuat semua orang yang berada di ruang kerjanya kaget. Setelah pertemuan tadi, Zean segera melakukan rapat mendadak dengan 5orang penting di perusahaannya, Dion, Rasti, Fitri, Bian, dan Gina yang tak lain adalah teman-temannya sewaktu kuliah dan juga orang-orang yang membantu Zean mendirikan Zgroup. “Sial, aku dijebak. Seandainya waktu itu aku tak menuruti perintah si Dimas, pasti hal seperti ini takkan terjadi” sesal Zean.

“Emang sebenarnya apa yang terjadi saat itu?” tanya Dion penasaran.

                Zean pindah dari meja kerjanya. Dia lalu ikut bergabung dengan teman-temanya yang duduk di kursi tamu. “Jadi tuh gini, sore itu Dimas ngajak aku ketemuan di CornerCafe untuk membicarakan proyek tersebut dengan pak Willi, karena sesuai prediksi perusahaan kami tentu akan bekerja sama. Lalu tak lama kemudian Dimas pergi meninggalkan aku dengan pak Willi dengan alasan ingin ke Wc dan tiba-tiba Dimas mengirim SMS ke aku dan bilang kalau dia ada acara mendadak dan harus meninggalkan kami berdua. Ternyata Dimas juga meninggalkan amplop yang berisi uang untuk pak Willi disitu dan dia memintaku untuk menyerahkannya uang tersebut ke pak Willi dan aku yang menyerahkannya. Aku tak menyangka bahwa akan terjadi hal seperti ini dan itu adalah fitnah !” Tegas Zean

                “Kenapa kita gak bilang aja ke pusat kalau ini adalah pemfitnahan” saran Doni disertai anggukan Bian dan Gina.

                “Kita gak punya bukti otentik Don” Rasti mengomentari saran Doni. “Lagian sekarang kita lagi dapat masalah kayak gini, kalau kita melaporkan ke pusat dan mengatakan itu adalah pemfitnahan bisa saja Biru Jaya Group mengatakan kita melakukan pencemaran nama baik, karena kita gak punya bukti otentik dan kita bisa dikenai sanksi lebih berat” Fitri ikut menimpali komentar Rasti.

                “Tapi kan kita bisa bekerja sama dengan Pak Willi, memaksanya untuk jujur dan mengatakan apa yg sebenarnya terjadi” Doni masih keukeh dengan sarannya.

                “Percuma Don, Pak Willi aja kena sanksi intinya kita gak punya bukti otentik untuk menjatuhkan sanksi ke Biru Jaya Group” sahut Fitri.

                “Ini akan berdampak besar pada karyawan kita yang lain, Ze” Bian membuka suara.

Zean memegang kepalanya. Memejamkan kedua matanya. Dan menghembuskan nafas beratnya “Kita tidak bisa mengikuti perebutan penanganan proyek lain, serta tidak boleh mengambil proyek bernilai 500juta sampai Miliyaran. Kita hanya bisa bermain di bawah 500juta”

                “Tapi kita dapat mengurangi sanksi itu apabila kita dapat memperbaiki prestasi kerja kita, kepemimpinan dan kepegawaian. Serta sanksi kita dapat berkurang kalau kita dapat mengambil 5proyek bernilai di bawah 500juta dalam kurun kurang dari 1tahun” Rasti seakan-akan memberikan sedikit ketenangan kepada Zean.

                “Oke mungkin itu bisa, tapi perusahaan mana yang mau bekerja sama dengan kita yang nama baik dan reputasinya sudah hancur seperti ini. Serta kita mau dapatkan modal dari bank mana? Pasti bank-bank juga sudah mendapatkan informasi ini dan bisa dipastikan besok penanam saham di perusahaan kita akan berkurang setelah mendengar kabar ini” Gina mengeluarkan pendapatnya. Hening. Semua terdiam. Buntu. Pikiran mereka mendadak mati. “Belum lagi untuk membayar gaji 15 karyawan, mau dapat uang darimana?” tambah Gina.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu ruang kerja Zean. Dan masuklah 5orang karyawan mereka. “Permisi pak, kami ingin memberikan ini” seorang diantara mereka memberikan 5 lembar amplop coklat besar kepada Zean. “Apa ini?” tanya Zean seraya membuka salah satu amplop, Zean membaca surat tersebut “Surat pengunduran diri?” Zean kaget.

                “Iya pak, itu surat pengunduran diri kami. Kami yakin perusahaan ini tidak akan mungkin bisa mempertahankan posisi kami setelah menerima masalah tersebut, jadi kami harus mengundurkan diri. Sebelumnya kami meminta maaf apabila terdapat kesalah kerja, maupun tingkah laku di mata bapak dan ibu sekalian. Sekali lagi kami mengundurkan diri juga untuk mengurangi beban perusahaan ini” ujar salah satu karyawannya, lalu mereka semua pergi meninggalkan ruangan itu. Zean mencampakkan kelima amplop itu penuh amarah.



Kondisi Zgroup yang sedang kacau balau, berbanding terbalik dengan kondisi Biru Jaya Group. Mereka justru sedang mengadakan acara syukuran, makan-makan dengan seluruh karyawan dan direksi karena telah memenangkan proyek terbesar di awal tahun 2013 yang bernilai 445m. Namun rasa kemenangan ini tidak dirasakan oleh Cecille, dia justru terus-terus terbayang tatapan mata Zean, setelah acara pengumumman proyek tadi dan dia terus terbayang raut wajah Zean saat melihat video tersebut. Cecille pun memutuskan untuk meninggalkan keriuhan yang ada keluar dari aula kantornya dan kembali ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Cecille tidak bisa berkontrasi dengan pekerjaannya, dia terus memikirkan Zean. Dia merasa berdosa karena memfitnah perusahaan yang membuat Biru Jaya Group naik daun di tahun 2010 kemarin, karena berhasil melakukan kerjasama yang baik dengan Zgroup menyelesaikan proyek senilai 650m, hanya dalam kurun waktu 2tahun. Berkat bantuan dan bimbingan Zgroup, Biru Jaya Group dapat menaikkan peringkat perusahaannya. Namun tahun ini Biru Jaya Group malah berkhianat dengan group yang telah membantunya.

“Kreeekk” pintu ruang kerja Cecille terbuka dan Dimas masuk “Kenapa kau tak ikut bergabung bersama kami?” tanyanya seraya menutup pintu ruangan Cecille lalu duduk di hadapan Cecille.

Cecille menutup file-nya “Aku merasa berdosa dengan Zgroup terutama Zean” ucap Cecille penuh penyelasan. “Aku baru saja membuka file 2010 dan aku membaca surat-surat kerjasama kita dengan Zgroup. Foto kita saat bekerja sama dulu. Dan Zgroup lah yang membantu kita menaikkan peringkat perusahaan kita sehingga kita bisa dipandang dengan perusahaan lain” tambahnya.

                “Jika kau terus memandang ke belakang kapan kau akan majunya? Sesekali kau harus melupakan jasa orang di masalalu. Dan kita sendiri tidak tau kapan Zgroup akan mengkhianati kita.” Ujar Dimas tanpa rasa bersalah.

Cecille menopang kepalanya dengan kedua telapak tangannya sambil memejamkan kedua matanya. “Neeettt” suara printer di ruang Cecille berbunyi tanda berhasil menge-print sesuatu, Cecille meraihnya “Apa yang kau print?” tanya Dimas penasaran. Cecille menyerahkan selembar kertas itu pada Dimas dengan pasrah. “Surat pengunduran diri?” tanya Dimas kaget “Kau ingin mengundurkan diri saat perusahaan kita berada puncak kejayaan seperti ini?” tanyanya tak percaya.

                “Seharusnya kita tidak berada disini. Seharusnya bukan kita yang berada disini. Ini bukan tempat kita. Kita telah memilih tempat ini dengan curang dan aku harus keluar dari sini” ujar Cecille pelan dan bangkit dari kursinya.

                “BUKANKAH KAU YANG MELAKUKAN INI !” seru Dimas saat Cecille sudah berada diambang pintu. “APA LAGI YANG KAU SESALKAN? KAU YANG MEMILIH INI !” seru Dimas lagi membuat Cecille tak bisa meneruskan langkahnya untuk keluar.

                “Justru karena aku yang memulai ini, maka aku pula yang harus mengakhirinya. Aku harus mengembalikan apa yang seharusnya bukan ku miliki. Aku yang merusak aku pula yang mengakhirinya” Cecille berkata pelan, lalu meneruskan langkahnya dengan sigap Dimas menarik tangan Cecille. “Jangan pergi ! Jangan meninggalkan kondisi seperti ini. Ini adalah milik kita sepenuhnya” Dimas menurunkan nada suaranya. Cecille tak terpengaruh dengan perkataan Diman dan tetap memilih pergi dari perusahaan itu. Seperginya Cecille, Dimas menyobek surat pengunduran diri Cecille. “SIAL !” maki Dimas seraya menendang kursi di sebelahnya.